Follow Us @dianaerida

Selasa, 27 Desember 2016

2PA04 - Tugas Individu - Psikologi dan Teknologi Internet

Desember 27, 2016 0 Comments


Efek Psikologis Sosial Media bagi Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Serta rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag fotonya.
Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau Instagram juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan kita saat ini.
Suatu hubungan mulai menjadi tidak baik ketika para individunya tak lagi menghadiri sosial gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer atau ponsel. Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena "berpisah" dari komputer atau gadgetnya.
Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Instagram akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan).
Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.
Menurut Dr. Sigman, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh.
Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang pada jari-jari tangan. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari masih sibuk mengomentari status teman,  dapat menyebabkannya kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer atu gadgetnya juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
Penggunaan internet tidak hanya mempunyai dampak positif, tetapi juga banyak terdapat dampak negative. Internet memberikan manfaat yang begitu besar tetapi di lain pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untuk di batasi. berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur menjadi satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja.
Berbagai informasi dengan mudah didistribusikan kepada pemakai internet. Terlepas dari dampak yang mungkin akan timbul, internet tetap merupakan suatu teknologi baru di bidang komputer dan komunikasi yang mampu memberikan berbagai kemudahan bagi para pemakainya. Dalam beberapa tahun ke depan dapat di pastikan bahwa internet akan menjadi tulang punggung perkembangan komputer.
Dan juga tidak bisa kita pungkiri psikologi dan internet pada saat ini dapat di katakan memiliki keterkaitan yang cukup erat. Perkembangan teknologi pada saat ini berkembang cukup pesat bersamaan dengan pergerakan pola pikir dan kebutuhan manusia akan teknologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku setiap manusia dari yang tampak maupun tidak nampak, dari sisi fisik dan psikis. Internet adalah sebuah perkembangan yang dilahirkan oleh kemajuan tekhologi. Keduanya seakan berjalan beriringan dan menjadikannya suatu hal yang saat ini sulit untuk di pisahkan. Pengaruh yang ditimbulkan dari perkembangan teknolgi yaitu khususnya internet sedikit banyak mengubah cara dan pola perilaku manusia yang dapat kita lihat dan teliti dari segi ilmu psikologi. Jika di lihat dari sisi psikologi disinilah muncul hubungan yang cukup signifikan.
     1. Pengaruh internet memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pendidikan psikologi, karena pengguna internet dapat mengunduh materi atau informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang berhubungan dengan psikologi.
     2. Pengaruh internet dapat membantu penyempurnaan bahan atau materi yang terdapat pada mata kuliah psikologi.
    3. Pengaruh internet dengan segala perangkatnya yang dapat menyempurnakan penelitian yang berhubungan dengan studi psikologi.
     4. Pengaruh internet yang dapat mengubah gaya hidup dan profil sang pengguna menjadi konsumtif dan cenderung menganggap mudah persoalan karena mereka terbiasa dimanjakan oleh kemudahan dan berjuta fasilitas.
    5. Pengaruh internet dapat mengubah cara pandang manusia ke depan karena mereka yang tidak lagi mengalami ketinggalan jaman akan memiliki semangat yang besar untuk terus maju dan mampu mengikuti perubahan jaman dan rasa ingin bersaing.
    6. Pengaruh internet yang memiliki berjuta aplikasi membuat pelajar menjadikan internet sebagai teman pendamping mereka untuk mengisi waktu luang. Game online yang sering di jadikan teman pendamping membuat mereka melek teknologi namun juga akan buta akhlak karena mungkin saja mereka mengunjungi situs yang tidak layak mereka lihat.
Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Dari sinilah internet dan psikologi memiliki keterkaitan yang sangat erat.